Minggu, 23 Desember 2012

BUSUR LISTRIK ELEKTRODA TERBUNGKUS
SMAW = SHIELDED METAL ARC WELDING
MMA = MANUAL METAL ARC WELDING  (111)

Definisi
Pada Proses SMAW panas diperoleh dari energi listrik yang diubah menjadi energi panas dengan mebangkitkan busur listrik yang bersuhu tinggi di antara ujung elektroda dan logam induk. Pada proses ini elektroda selain sebagai pembangkit busur juga dipakai sebagai logam pengisi (filler metal) , disebut elektroda terumpan, yang terbungkus dengan flux. Logam inti dan flux akan mencair bersama-sama pada kawah las.
Flux yang terbakar dan terurai berfungsi :
- Shielding : Melindungi dari kontaminasi atmosfir
- Ionnizing : Penstabil busur
- Deoxidizng : Menghilangkan Oksigen
- Insulating : Menyelimuti molten metal agar tidak terjadi rapid cooling
- Alloying : Sebagai paduan dalam pengelasan

Mesin Las (Power Source / Power Supply )
Banyak jenis dan ukuran mesin las yang dipakai pada proses SMAW. Jika dipakai jenis arus bolak-balik, masukan listrik yang bertegangan masih relatif tinggi perlu ditransformasikan ke tegangan yang aman pakai dengan transformator listrik. ( 16 – 40 volt ). Jika arus searah yang dipakai, dapat diperoleh dengan menggunakan unit perata arus, (transformer rectifier ), atau motor generator yang menghasilkan langsung arus rata. Pada mesin las berarus DC dimungkinkan untuk dipergunakan dalam dua jenis polaritas, yaitu polaritas lurus (DCSP = DCEN ) dan polaritas balik ( DCRP = DCEP ).

KELEBIHAN DAN KETERBATASAN PROSES SMAW
Proses SMAW adalah salah satu dari proses-proses yang banyak dipakai, terutama untuk membuat lasan-lasan yang pendek dalam produksi, misalnya untuk pekerjaan pemeliharaan dan reparasi, dan juga untuk pekerjaan konstruksi di lapangan.

Keunggulan/kelebihan SMAW
•    Peralatan sederhana, tidak mahal dan mudah dipindahkan.
•    Elektroda yang terbungkus flux dapat mengisi sebagai logam pengisi, dan sekaligus menyediakan      pelindung terhadap pengaruh kontaminasi  udara luar.
•    Tidak dibutuhkan gas pelindung dan serbuk flux.
•    Tidak terlalu sensitif terhadap tiupan angin seperti proses yang berpelindung gas.
•    Dapat dioperasikan di ruangan yang sempit & sulit
•    Proses dapat dipakai untuk semua jenis logam dan paduan yang umum.

Keterbatasan/kekurangan SMAW
•    Logam-logam yanag rendah suhu leburnya seperti timbal, timah dan seng tidak cocok dilas karena masukan panas cukup tinggi.
•    Tidak cocok untuk logam-logam yang reaktif seperti titanium, tantalum, zirkonium dan colombium, karena pelindung terhadp kontaminasi oksigen tidk cukup.
•    Elektroda yang menjadi pendek selama proses (setelah terbakar) akan menaikkan arus sampai melebihi batas, dan memanaskan elektroda sampai merusakkan pembungkusnya.
•    Siklus kerja juru las kecil.
  
Jenis-jenis Coating pada Elektroda SMAW :

Acid Coating, mempunyai sipat kemampuan.
Komposisi : 40% FeO + MnO (Iron Ore + Manganese)
                   20% SiO2             (Silicate)
                   30% FeMn            (Ferro Manganese)
                   10%                       (Plasticizer)

-    Metal transper membentuk spray.
-    Sangat cocok untuk posisi horizontal.
-    Arus DC/AC.
-    Dapat dipergunakan untuk cutting jika amper tinggi kelemahan: riskan terhadap porosity, dan hot cracking jika digunakan pada material carbon > 0.25 % juga phosphor dan sulpur tinggi.

Rutile coating, mempunyai sipat kemampuan.
Komposisi : 50%TiO2              (Rutile)
                   15% SiO2             (Silicate)
                   10% CaCO3         (Limestone)
                   15% FeMn            (Ferro Manganese)

                   10%                       (Plasticizer)
-    Arus DC / AC.
-    All position Welding.
-    Bead surface Smooth.
-    Slag mudah dibuang.
-    Sangat kecil terjadi hot craking.
-    Slag yang dihasilkan good conductivity.

Basic Coating, biasanya coating tebal.
Komposisi : 40%TiO2              (Rutile)
                   35% CaF2            (Calcium Fluoride)
                   5% SiO2               (Silicate)
                   10% FeSi             (Ferro Silicon)
                   3% FeMn             (Ferro Manganese)

                   7%                        (Plasticizer)
-    Arus Polaritas DCEP.
-    All position welding
-    Metal transfer medium droplet
-    Lebih susah melepas slag
-    Sifat mekanis lebih baik disbanding coating lain
-    Cocok untuk komponen besar, berat dan ringan.
-    Mudah terkena hydrogen (Mikro crack)/Low Hydrogen
-    Bisa digunakan untuk posisin vertical down dengan high speed dan amper tinggi.

Cellulose coating
Komposisi : 40% Cellulose
                   20% TiO2             (Rutile)
                   15% SiO2            (Silicate)
                   10% FeO2            (Magnetite)

                   15% FeMn            (Ferro Manganese)
- Las penetrasi mendalam di setiap posisi,
- Kemampuan pengelasan Vertikal Down,
- Weld logam dengan sifat mekanik yang baik. 

- Senyawa titanium memberikan stabilitas busur serta membantu membersihkan terak (mudah).  
- Adanya ferromanganese berfungsi untuk mengimbangi mangan yang hilang saat oksidasi selama pengelasan dan deoxsidize
- Karena elektroda umumnya diproduksi dengan menggunakan natrium yang pengikat silikat, mereka terbaik dapat digunakan dengan DC (+).

KLASIFIKASI ELEKTRODA :
Menurut klasifikasi AWS A5.1 (SPECIFICATION FOR CARBON STEEL ELECTRODES FOR SMAW)
dan A5.5 (SPECIFICATION FOR LOW-ALLOY STEEL ELECTRODES FOR SMAW)

E 60 XX    : 60 adalah kuat tarik logam las 60.000 psi.
E 70 XX    : 70 adalah kuat tarik logam las 70.000 Psi
E XX 10    : 1 = semua posisi pengelasan
                    0 = Cellulose, deep penetration ,DCEP.
E XX 11    : 1 = AC, DCEP, Cellulose.
E XX 12    : 2 = AC, DCEN, Rutile
E XX 13    : 3 = AC, DC, Rutile.
E XX 14    : 4 = AC, DC, Iron powder Rutile
E XX 15    : 5 = DCEP, Basic Low Hidrogen.
E XX 16    : 6 = AC, DCEN, Basic Low Hidrogen.+ Potasium.
E XX 18    : 8 = AC, DCEP, Basic Low Hidrogen.+ Iron Powder.
E XX 20    : 2 = Posisi Las Flat,Horizontal  Only.
                   0 = DC,DCEN, Mineral + Iron Oxide Silicate.
E XX 24    : 2 = Posisi F,H. (Flat & Horizontal).
                   4 = AC,DC Typical Mineral rutille + Iron powder.
E XX 30    : 3 = Posisi F, Only.
                   0 = AC, DC, Mineral + Iron Powder
E XX 48    : 4 = Special vertical Down.
                    8 = AC, DCEP, Kalium Hydrogen Low.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar