BUSUR LISTRIK TERENDAM
SAW = SUBMERGED ARC WELDING (121)
Definisi
Proses ini termasuk proses pengelasan busur api listrik elektroda terumpan, dengan pelindung serbuk flux.
Proses yang semakin banyak dipakai dalam industri ini selain karena mutu hasil las yang cukup baik, kecepatan produksinya juga cukup tinggi. Meskipun baru dua posisi pengelasan yang dapat dilayani dengan proses ini, yaitu datar (1G) dan horizontal (2G), namun banyak juga dipergunakan dalam konstruksi-konstruksi kapal dan pembuatan tangki penyimpan dilapangan. Dengan menggunakan elektroda yang berbentuk strip (pita logam ),banyak dipergunakan untuk pengelasan pelapisan permukaan (surfacing).
Dalam pengoperasiannya, walaupun tidak dibutuhkan juru las yang berketerampilan seperti pada proses SMAW, namum operator las juga harus berkualifikasi, karena banyak parameter yang perlu dipersiapkan dengan ketelitian tertentu.
PRINSIP KERJA
Pada proses ini busur listrik yang memanaskan logam induk, flux da ujung elektroda tejadi di elektroda dan logam induk, di dibawah rendaman flux. Seperti halnya proses-proses elektroda terumpan lainnya, elektroda selain berfungsi sebagai pembangkit busur listrik juga akan tercairkan menjadi logam pengisi. Flux yang terbakar menjadi terak cair yang mengambang di atas kawah las cair, dan menimbulkan gas. Proses ini dlindungi oleh terak cair, gas dan sisa flux yang tidak mencair. Oleh karenanya proses ini tidak dipengaruhi oleh tiupan angin yang mungkin terjadi dipermukaan. Pada proses ini pengumpanan elektroda terjadi secara terus menerus, dilakukan secara mekanis dengan rol-rol pengumpan yang dapat diatur kecepatannya sesuai dengana keinginan, yang merupakan kecepatan pengumpanan (Feeding Speed) . Kecepatan majunya proses (travel speed) dapat dilakukan dengan prosesnya yang bergerak maju atau logam kerjanya yang bergerak.
Variabel-variabel pengoperasian ini diatur pada panel pengatur.
KELEBIHANN DAN KEKURANGAN SAW
Kelebihan SAW :
• Sambungan dapat dipersiapkan dengan alur V yang dangkal, sehingga tidak terlalu banyak memerlukan logam pengisi, bahkan sering tidak diperlukan alur.
• Karena proses terjadi di bawah timbunan flux, maka tidak ada percikan logam (spatter) dan sinar busur yang keluar.
• Kecepatan pengelasan tinggi, baik untuk pengelasan pelat datar, silinder maupun pipa, bahkan baik sekali untk pendepositan/pelapisan permukaan (surfacing)
• Flux yang bekerja sebagai pembersih dan deoksidator untuk menghilangkan kontaminan yang tidak diinginkan berada pada kawah las cair, dan dapat menghasilkan las yang baik . Jika diinginkan flux dapat dipakai sebagai penambah unsur paduan pada las.
• Pada pengelasan baja karbon rendah dapat dipergunakan elektroda yang tidak mahal, yang biasanya dilapisi dengan tembaga tipis agar tidak berkarat dalam penyimpanan.
• Pengelasan dapat dilakukan pada tempat terbuka, dengan tiupan angin yang kencang,
• Dapat dihasilkan las degan rendah hidrogen.
Kekurangan/keterbatasan SAW :
• Proses sedikit rumit, karena selain diperlukan flux dan penahan flux, juga diperlukan “fixtures” lainnya, dan penahan cairan.
• Flux dapat mengkontaminasi, yang dapat menyebabkan terjadinya ketaksempurnaan.
• Untuk dapat menghasilkan lasan yang baik logam induk harus homogen, dan bebas dari scale maupun kontaminan-kontaminan lainnya.
• Untuk pengelasan berlapis banyak, yang memerlukan pembersihan terak yang baik sering mengalami kesulitan.
• Bahan induk dengan ketebalan kurang dari 5 mm sulit dilas dengan proses ini, walaupun dengan menggunakan backing.
• Posisi pengelasan yang dapat dilakukanmasih terbatas pada posisi datar dan horizontal.
FILLER WIRE METAL DAN FLUK.
Dalam pengelasan SAW, logam pengisi dengan pelindung powder fluk. Elektroda filler metal ada dua jenis :
• Berbentuk kawat (wire rod)
• Berbentuk pelat strip
Klasifikasi :
Filler metal untuk proses las SAW selalu diklasifikasikan bersama fluk. Fluk diklasifikasikan sesuai persyaratan sifat mekanis logam las. Sesuai dengan AWS A5.17 (SPECIFICATION FOR CARBON STEEL ELECTRODES AND FLUXES FOR SAW)
KLASIFIKASI FLUK DAN FILLER METAL SAW :
F X X X - E X X
1 2 3 4 5 6
1. Menyatakan fluk.
2. Kuat tarik x 10.000 psi
3. Kondisi perlakuan panas.
4. Suhu terendah, impact strength 20j.
5. Menyatakan elektroda (filler).
6. Kelas elektroda spesipikasi.
Contoh : F 7 A6 – EM 12K.
• Kuat tarik min 70.000 psi.
• Impact strengt temp - 60˚ F.
• Di las dengan kondisi spesikasi EM 12K.
Komposisinya : (0.05 – 0.15%) C, (0.8 – 1.25 %) Mn, (0.1 - 0.35 %) Si, 0.03 % S, 0.035 % P, 0,35 % Cu,
SAW = SUBMERGED ARC WELDING (121)
Definisi
Proses ini termasuk proses pengelasan busur api listrik elektroda terumpan, dengan pelindung serbuk flux.
Proses yang semakin banyak dipakai dalam industri ini selain karena mutu hasil las yang cukup baik, kecepatan produksinya juga cukup tinggi. Meskipun baru dua posisi pengelasan yang dapat dilayani dengan proses ini, yaitu datar (1G) dan horizontal (2G), namun banyak juga dipergunakan dalam konstruksi-konstruksi kapal dan pembuatan tangki penyimpan dilapangan. Dengan menggunakan elektroda yang berbentuk strip (pita logam ),banyak dipergunakan untuk pengelasan pelapisan permukaan (surfacing).
Dalam pengoperasiannya, walaupun tidak dibutuhkan juru las yang berketerampilan seperti pada proses SMAW, namum operator las juga harus berkualifikasi, karena banyak parameter yang perlu dipersiapkan dengan ketelitian tertentu.
PRINSIP KERJA
Pada proses ini busur listrik yang memanaskan logam induk, flux da ujung elektroda tejadi di elektroda dan logam induk, di dibawah rendaman flux. Seperti halnya proses-proses elektroda terumpan lainnya, elektroda selain berfungsi sebagai pembangkit busur listrik juga akan tercairkan menjadi logam pengisi. Flux yang terbakar menjadi terak cair yang mengambang di atas kawah las cair, dan menimbulkan gas. Proses ini dlindungi oleh terak cair, gas dan sisa flux yang tidak mencair. Oleh karenanya proses ini tidak dipengaruhi oleh tiupan angin yang mungkin terjadi dipermukaan. Pada proses ini pengumpanan elektroda terjadi secara terus menerus, dilakukan secara mekanis dengan rol-rol pengumpan yang dapat diatur kecepatannya sesuai dengana keinginan, yang merupakan kecepatan pengumpanan (Feeding Speed) . Kecepatan majunya proses (travel speed) dapat dilakukan dengan prosesnya yang bergerak maju atau logam kerjanya yang bergerak.
Variabel-variabel pengoperasian ini diatur pada panel pengatur.
KELEBIHANN DAN KEKURANGAN SAW
Kelebihan SAW :
• Sambungan dapat dipersiapkan dengan alur V yang dangkal, sehingga tidak terlalu banyak memerlukan logam pengisi, bahkan sering tidak diperlukan alur.
• Karena proses terjadi di bawah timbunan flux, maka tidak ada percikan logam (spatter) dan sinar busur yang keluar.
• Kecepatan pengelasan tinggi, baik untuk pengelasan pelat datar, silinder maupun pipa, bahkan baik sekali untk pendepositan/pelapisan permukaan (surfacing)
• Flux yang bekerja sebagai pembersih dan deoksidator untuk menghilangkan kontaminan yang tidak diinginkan berada pada kawah las cair, dan dapat menghasilkan las yang baik . Jika diinginkan flux dapat dipakai sebagai penambah unsur paduan pada las.
• Pada pengelasan baja karbon rendah dapat dipergunakan elektroda yang tidak mahal, yang biasanya dilapisi dengan tembaga tipis agar tidak berkarat dalam penyimpanan.
• Pengelasan dapat dilakukan pada tempat terbuka, dengan tiupan angin yang kencang,
• Dapat dihasilkan las degan rendah hidrogen.
Kekurangan/keterbatasan SAW :
• Proses sedikit rumit, karena selain diperlukan flux dan penahan flux, juga diperlukan “fixtures” lainnya, dan penahan cairan.
• Flux dapat mengkontaminasi, yang dapat menyebabkan terjadinya ketaksempurnaan.
• Untuk dapat menghasilkan lasan yang baik logam induk harus homogen, dan bebas dari scale maupun kontaminan-kontaminan lainnya.
• Untuk pengelasan berlapis banyak, yang memerlukan pembersihan terak yang baik sering mengalami kesulitan.
• Bahan induk dengan ketebalan kurang dari 5 mm sulit dilas dengan proses ini, walaupun dengan menggunakan backing.
• Posisi pengelasan yang dapat dilakukanmasih terbatas pada posisi datar dan horizontal.
FILLER WIRE METAL DAN FLUK.
Dalam pengelasan SAW, logam pengisi dengan pelindung powder fluk. Elektroda filler metal ada dua jenis :
• Berbentuk kawat (wire rod)
• Berbentuk pelat strip
Klasifikasi :
Filler metal untuk proses las SAW selalu diklasifikasikan bersama fluk. Fluk diklasifikasikan sesuai persyaratan sifat mekanis logam las. Sesuai dengan AWS A5.17 (SPECIFICATION FOR CARBON STEEL ELECTRODES AND FLUXES FOR SAW)
KLASIFIKASI FLUK DAN FILLER METAL SAW :
F X X X - E X X
1 2 3 4 5 6
1. Menyatakan fluk.
2. Kuat tarik x 10.000 psi
3. Kondisi perlakuan panas.
4. Suhu terendah, impact strength 20j.
5. Menyatakan elektroda (filler).
6. Kelas elektroda spesipikasi.
Contoh : F 7 A6 – EM 12K.
• Kuat tarik min 70.000 psi.
• Impact strengt temp - 60˚ F.
• Di las dengan kondisi spesikasi EM 12K.
Komposisinya : (0.05 – 0.15%) C, (0.8 – 1.25 %) Mn, (0.1 - 0.35 %) Si, 0.03 % S, 0.035 % P, 0,35 % Cu,